TUGAS BIMBINGAN
DAN KONSELING SOSIAL
KOMUNIKASI
SOSIAL
DOSEN PENGAMPU
Nurmawati, M.Pd
DISUSUN OLEH
Irtifa Alfi Badriana (1501015062)
Hizkia Prima Bona P (1601015107)
Niken Dwi Cahyani (1501015086)
PROGRAM STUDI
BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
TAHUN
AJARAN 2016/2017
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya
sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan
dari berbagai pihak, baik yang berupa saran, kritik, bimbingan maupun bantuan
lainnya. Penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
teman-teman yang telah membantu dalam mengerjakan makalah ini. Semoga Allah SWT
senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberikan motivasi serta bimbingannya.
Demikian
penulisan makalah ini, penulis menyadari banyak keterbatasan dan kekurangan ada
di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi peningkatan wawasan kami dalam memberikan penulisan makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat
pada semua pihak.
Jakarta,
17 September 2017
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang...................................................................................................................
B.
Rumusan Masalah..............................................................................................................
C.
Tujuan Penulisan................................................................................................................
BAB II PEBAHASAN
A.
Konsep Dasar Komunikasi................................................................................................
1. Pengertian
Komunikasi.................................................................................................
2. Komponen
Komunikasi................................................................................................
3. Ragam
Tingkatan Komunikasi......................................................................................
4. Jenis-Jenis
Komunikasi.................................................................................................
5. Fungsi
Komunikasi.......................................................................................................
6. Tujuan
Komunikasi.......................................................................................................
7. Hambatan
Dalam Komunikasi......................................................................................
B.
Proses Dan Hubungan Komunikasi Dalam
Bimbingan Dan Konseling Sosial..................
C.
Komunikasi Dalam Pelayanan Bimbingan
Konseling Sosial.............................................
BAB III SIMPULAN.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam
kehidupannya, manusia senantiasa terlibat dalam aktivitas komunikasi. Manusia
mungkin akan mati, atau setidaknya sengsara manakala dikucilkan sama sekali
sehingga ia tidak bisa melakukan komunikasi dengan dunia sekelilingnya. Oleh
sebab itu komunikasi merupakan tindakan manusia yang lahir dengan penuh
kesadaran, bahkan secara aktif manusia sengaja melahirkannya karena ada maksud
atau tujuan tertentu.
Memang
apabila manusia dibandingkan dengan mahluk hidup lainnya seperti hewan, ia
tidak akan hidup sendiri. Seekor anak ayam, walaupun tanpa induk, mampu mencari
makan sendiri. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Manusia tidak
dikaruniai Tuhan dengan alat-alat fisik yang cukup untuk hidup sendiri.
Dapat
dikatakan bahwa di dalam kehidupan komunikasi adalah persyaratan yang utama
dalam kehidupan manusia. Tidak ada manusia yang melepaskan hidupnya untuk
berkomuikasi antar sesama. Dengan seperti itu, komunikasi sosial sangat penting
dalam kehidupan manusia pada umumnya untuk membantunya berinteraksi dengan
sesama, karena manusia tercipta sebagai mahluk sosial.
Karena
sifat manusia yang selalu berubah-ubah hingga kini belum dapat diselidiki dan
dianalisis secara tuntas hubungan antara unsur-unsur di dalam masyarakat secara
lebih mendalam dan terorganisir
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan komunikasi?
2.
Apa saja komponen dari komunikasi?
3.
Ada berapa tingkatan dalam komunikasi?
4.
Apa saja jenis-jenis komunikasi?
5.
Apa fungsi daro komunikasi?
6.
Apa tujuan dari komunikasi?
7.
Apa hambatan dalam komunikasi?
8.
Bagaimana proses dan hubungan komunikasi
dalam bimbingan dan konseling sosial?
9.
Bagaimana komunikasi dalam pelayanan
bimbingan konseling sosial?
C. Tujuan
Penulisan
1.
Agar
mengetahui pengertian dari komunikasi
2.
Agar mengetahui komponen dari komunikasi
3.
Agar mengetahui tingkatan dalam
komunikasi
4.
Agar mengetahui jenis-jenis komunikasi
5.
Agar mengetahui fungsi dari komunikasi
6.
Agar mengetahui tujuan dari komunikasi
7.
Agar mengetahui hambatan dalam
komunikasi
8.
Agar mengetahui proses dan hubungan
komunikasi dalam bimbingan dan konseling sosial
9.
Agar mengetahu komunikasi dalam
pelayanan bimbingan konseling sosial
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep
Dasar Komunikasi
1.
Pengertian Komunkasi
Istilah komunikasi atau dalam Bahasa Inggris, communication berasal dari bagasa Latin,
communicate, yang bersumber dari communs yang berarti “sama”. Sama di
sini dalam pengertian “sama makna”. Komunikasi minimal harus mengandung
“kesamaan makna” antara kedua belah piak yang terlibat. Dikatakan “minimal”
karena kegiatan komunikasi tidak bersifat “informatif”, yaitu agar orang
mengerti dan mengetahui, tetapi juga “persuasif”, yaitu agar orang bersedia
menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan, dan lain-lain.
Secara sederhana, komunikasi dapat didefinisikan
sebagai proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui atau
tanpa media yang menimbulkan akibat tertentu. Kegiatan komunikasi pada
prinsipnya adalah aktivitas pertukaran ide atau gagasan secara sederhana.
Dengan demikian, kegiatan komunikasi dapat dipahami sebagai kegiatan
penyampaian ide atau pesan arti dari suatu pihak ke pihak lain dengan tujuan
menghasilakn ksepakatan bersama terhadap ide atau pesan yang disampaikan
tersebut.
Pengertian komunikasi menurut beberapa ahli, yaitu
sebagai berikut.
a.
Thomas
M. Scheihwadel mengemukakan bahwa komunikasi ditujukan untuk menyatakan dan
mendukung identitas diri, memangun kontak social dengan orang sekitar, dan
mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, dan berperilaku seperti yang
kita inginkan.
b.
Everett M. Rogers mengatakan bahwa Komunikasi adalah proses
dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan
maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
c.
Rogers & D. Lawrence Kincaid mengatakan bahwa Komunikasi
adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan
pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yg pada gilirannya akan tiba
pada saling pengertian yg mendalam.
d.
Shannon & Weaver mengatakan bahwa Komunikasi adalah
bentuk interaksi manusia yg saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya,
sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan
bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan
teknologi.
e.
Harorl D. Lasswell mengatakan bahwa Komunikasi pada dasarnya
merupakan suatu proses yg menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran
apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa.
f.
Raymond S. Ross mengatakan bahwa Komunikasi adalah suatu
proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa
sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yg
serupa dengan yg dimaksudkan komunikator.
g.
Prof. Dr. Alo Liliweri mengatakan bahwa Komunikasi adalah
pengalihan suatu pesan dari satu sumber kepada penerima agar dapat dipahami.
h.
Bernard Berelson & Gary A. Steiner mengatakan bahwa Komunikasi
adalah Transmisi informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan sebagainya, dengan
menggunakan simbol-simbol -kata-kata, gambar, figur, grafik dan sebagainya.
Tindakan atau proses transmisi itulah yg disebut dengan komunikasi.
i.
John R. Wenburg dan William W Wilmot mengatakan bahwa
Komunikasi adalah suatu usaha untuk memperoleh makna.
2.
Komponen Komunikasi
Wahyu (2010) menegaskan sejumlah komponen penting atau
unsur yang merupakan prasyarat terjadinya sebuah komunikasi. Dalam “Bahasa
komunikasi”, komponen-komponen tersebut meliputi:
a.
Source: Source atau
sumber merupakan bahan dasar dalam penyampaian pesan untuk memperkuat pesan itu
sendiri. Salah satu contoh komunikasi adalah orang, lembaga, buku dan masih
banyak yang lainnya.
b.
Komunikator:
komunikator adalah pelaku yang menyampaikan pesan bisa beruapa seseorang yang
sedang menulis atau berbicara, bisa juga berupa kelompok orang atau juga
organisasi komunikasi seperti film, radio, surat kabar, televisi dan lain
sebagainya.
c.
Komunikan:
komunikan merupakan penerima pesan dalam komunikasi yang bisa berupa seseorang,
kelompok ataupun massa.
d.
Pesan:
pesan merupakan keseluruhan yang disampaikan oleh seorang komunikator. Pesan
memiliki tema utama sebagai pengarah dalam usaha untuk mengubah sikap serta
tingkah laku orang lain.
e.
Saluran:
Saluran adalah media yang digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan pesan.
Saluran komunikasi terbagi menjadi beberapa bagian, yaklni saluran formal atau
resmu dan saluran informal atau tidak resmi.
f.
Effect
: Effek adalah
hasil akhir dari suatu komunikasi yang terjadi.
3.
Ragam Tingkatan Komunikasi
Secara
umum, ragam tingkatan komunikasi adalah sebagai berikut.
a.
Komunikasi
intrapribadi (intrapersonal
communication), yaitu komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang berupa
proses pengolahan infomasi melalui pancaindra dan system saraf manusia.
b.
Komunikasi
antarpribadi (interpersonal
communication), yaitu kegiatan kmunikasi yang dilakukan seseorang dengan
lain dengan corak komunikasi yang lebih bersifat pribadi. Dalam komunikasi ini,
jumlah perilaku yang terlibat pada dasarnya dapat lebih dari dua orang selama
pesan atau informasi yang disampaikan bersifat pribadi.
c.
Komunikasi
kelompok (group communication), yaitu
komunikasi yang berlangsung antaranggota atau suatu kelompok. Michael Burgoon
dan Michael Ruffner memberi batasan komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap
muka dari tiga atau lebih individu untuk memperoleh maksud atau tujuan yang
dikehendaki, seperti berbagi informasil, pemeliharaan diri atau pemecahan
masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota
lainnya dengan akurat.
d.
Komunikasi
organisasi (organization communication),
yaitu pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok
formal ataupun informal dari suatu organisasi.
e.
Komunikasi
massa (mass communication), yaitu
jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah audiensi yang tersebar, heterogen,
dan anonym melalui media massa cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama
dapat diterima secara serentak dan sesaat.
Mulyana menambahkan konteks komunikasi publik, yaitu
komunikasi antara seorang pembicara dan sejumlah besar orang (khalayak) yang
tidak bisa dikenali satu per satu. Komunikasi ini disebut pidato, ceramah atau
kuliah (umum). Beberapa pakar komunikasi menggunakan istilah komunikasi
kelompok besar (large group
communication)
4.
Jenis-Jenis Komunikasi
a.
Komunikasi
verbal (verbal communication) adalah bentuk komunikasi yang
disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral). Komunikasi verbal menempati
porsi besar karena kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah
disampaikan secara verbal ketimbang non verbal. Dengan harapan, komunikan (baik
pendengar maun pembaca) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan.
Contoh dari komunikasi verbal yaitu, komunikasi melalui lisan dapat dilakukan
dengan menggunakan media, seseorang yang bercakap-cakap melalui telepon.
Sedangkan komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan secara tidak
langsung antara komunikator dengan komunikan. Proses penyampaian informasi
dilakukan dengan menggunakan berupa media surat, lukisan, gambar, grafik dan
lain-lain.
b.
Komunikasi non
verbal (non-verbal communicarion) menempati
porsi penting. Banyak komunikasi verbal tidak efektif hanya karena
komunikatornya tidak menggunakan komunikasi non verbal dengan baik dalam waktu
bersamaan. Melalui komunikasi non verbal, orang bisa mengambil suatu kesimpulan
mengenai suatu kesimpulan tentang berbagai macam persaan orang, baik rasa
senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam perasaan lainnya. Kaitannya
dengan dunia bisnis, komunikasi non verbal bisa membantu komunikator untuk
lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus memahami reaksi komunikan
saat menerima pesan. Bentuk komunikasi non verbal sendiri di antaranya adalah,
bahasa isyarat, ekspresi wajah, sandi, syimbol-simbol, pakaian seragam, warna
dan intonasi suara.
5.
Fungsi Komunikasi
Adapun fungsi komunikasi menurut para ahli diantaranya
yaitu:
a.
Thomas M. Scheidel – Menurutnya manusia itu
pada umumnya berkomunikasi untuk saling menyatakan dan mendukung identitas diri
mereka dan untuk membangun interaksi sosial dengan orang-orang yang
disekelilingnya serta untuk mempengaruhi orang lain agar berpikir, merasa,
ataupun bertingkah seperti apa yang kita harapkan.
b.
Rudolf F. Verderber – Menurutnya, komunikasi
memiliki 2 fungsi yakni fungsi sosial dan fungsi pengambilan keputusan. Fungsi
sosial bertujuan untuk kesenangan, menunjukan ikatan, membangun dan memelihara
hubungan dengan orang lain. Sedangkan fungsi pengambilan keputusan ialah
memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan terhadap sesuatu pada saat-saat
tertentu.
c.
Judy C. Pearson & Paul E. Nelson – Mengungkapkan
bahwa komunikasi memiliki fungsi untuk kelangsungan hidup diri sendiri dan
kelangsungan hidup bermasyarakat. Untuk kelangsungan hidup diri sendiri
misalnya: dalam meningkatkan kesadaran pribadi, keselamatan jiwa, menampilkan
diri sendiri kepada orang lain juga menggapai ambisi diri. Fungsi untuk
kelangsungan hidup bermasyarakat yakni untuk memperbaiki hubungan sosial masyarakat
dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat.
d.
Gordon I. Zimmerman – Beliau menjelaskan bahwa
komunikasi itu berguna dalam menyelesaikan setiap tugas penting bagi kebutuhan
kita, juga untuk memberi sandang pangan kepada diri sendiri dan memuaskan kepenasaran
kita kepada lingkungan, serta untuk menikmati hidup. Selain itu, hal terpenting
dari komunikasi ialah untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain
disekitar kita.
e.
Effendi – Menurutnya, ada empat fungsi utama
komunikasi yaitu:
1)
to
inform (menginformasikan).
Yakni memberikan informasi kepada orang lain tentang suau peristiwa, masalah,
pendapat, pikiran, segala tingkah laku orang lain dan apa yang disampaikan
orang lain.
2)
to
aducate (mendidik).
Yakni sebagai sarana pendidikan. Karena melalui komunikasi, manusia dalam suatu
lingkungan masayarakat dapat menyampaikan segala bentuk pengetahuan, ide,
gagasan kepada orang lain sehingga orang lain dapat menerima segala bentuk
informasi yang kita berikan.
3)
to
entertain (menghibur).
Komunikasi juga berfungsi untuk menghibur orang lain dan menyenangkan hati
orang lain.
4)
to
influence (mempengaruhi).
Selain sebagai sarana untuk menyampaikan pendidikan, informasi dan sebagai
sarana dalam menghibur orang lain, komunikasi juga berfungsi untuk memberikan
pengaruh kepada orang lain. Saling mempengaruhi segala bentuk sikap dan
perilaku orang lain agar mengikuti apa yang diharapkan.
Fungsi
lainnya dari komunikasi ialah sebagai berikut:
a.
Untuk
menambah wawasan dan pengetahuan;
b.
Untuk
mengungkapkan keadaan dan beban yang dirasakan agar kita mendapatkan
keseimbangan hidup dan kelapangan hati;
c.
Sebagai
modal dalam berinteraksi dengan lingkungan disekitar;
d.
Untuk
meminta pertolongan dan bantuan kepada orang lain;
e.
Untuk
membujuk orang lain agar mengikuti apa yang diharapkan dan memberikan
pengarahan atau mengarahkan orang lain kepada perilaku dan sikap yang harus
diikuti.
6.
Tujuan komunikasi
a.
Supaya
yang kita sampaikan dapat mengerti, sebagai komunikator kita harus menjelaskan
kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka
dapat mengerti dan mengakui apa yang kita maksud.
b.
Memahami
orang lain. Kita sebagai komunikator harus mengerti benar aspirasi masyarakat
tentang apa yang diinginkan kemauannya.
c.
Supaya
gagasan dapat diterima orang lain. Kita berusaha agar gagasan kita dapat
diterima orang lain dengan pendekatan persuasive bukan memaksakan kehendak.
d.
Menggerakkan
orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakan sesuatu itu dapat
bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan. Kegiatan dimaksud di sini adalah
kegiatan yang lebih banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah
bagaimana cara baik untuk melakukan.
7.
Hambatan dalam Komunikasi
Ada
beberapa hambatan terhadapat komunikasi yang efektif, yaitu, sebagai berikut.
a.
Bahasa
Misalnya saja, A yang berasal dari
Sunda sedang berpergian ke Jogjakarta, dan diundang makan malam di rumah
koleganya. Saat makan malam tuan rumah menghidangkan beberapa menu makanan dan
menyebutkan satu persatu menunya. Tuan rumah mengatakan “Ini Jangan asem”, “Ini
Jangan lodeh” dan beberapa “Jangan”, menu terakhir tuan rumah mengatakan “Ini
tahu dan tempe”. Alhasil A yang berasal dari Sunda itu pun hanya makan
nasi dengan tempe dan tahu.Faktanya adalah kata “Jangan” dalam Bahasa Jawa
berarti “Sayur” dalam Bahasa Indonesia. Karena adanya hambatan bahasa tersebut,
A yang berasal dari Sunda itu memaknai kata “jangan” tersebut dengan “jangan
dimakan”. Artinya komunikasi antara tuan rumah dan A tidak efektif karena
maksud komunikasi tuan rumah dimaknai secara berbeda oleh A.
b.
Lingkungan
Berkomunikasi di lingkungan yang
kurang mendukung untuk berkomunikasi dengan baik seperti dekat dengan mesin
yang mengeluarkan bunyi bising akan dapat mengganggu proses komunikasi.
Kata-kata yang diucapkan oleh pengirim bisa saja tidak diterima secara
sempurna, dan pada akhirnya dapat menimbulkan salah memaknai pesan yang
dimaksudkan oleh si pengirim.
c.
Fisik
Keterbatasan fisik dari si pengirim
maupun si penerima dapat menjadi hambatan untuk berkomunikasi secara efektif.
Misalnya jika pengirim pesan memiliki keterbatasan fisik untuk berbicara
seperti bisu atau sebaliknya penerima pesan memilki keterbatasan fisik untuk
mendengar seperti tuli maka hal ini berpotensi menjadi hambatan untuk
komunikasi yang efektif.
d.
Psikologi
Faktor psikologis dapat menjadi
hambatan untuk terciptanya komunikasi yang efektif. Jika si pengirim dan/atau
penerima berada dalam keadaan psikologis yang kurang memungkinkan untuk
berkomunikasi secara sehat, misalnya dalam keadaan marah, maka hal ini
berpotensi menjadi hambatan untuk komunikasi yang efektif
e.
Mendengar
Biasanya kita mendengar apa ang ingin kita dengar.
Banyak hal atau informasi yang ada disekliling kita, tetapi tidak semua yang
kita dengar dan tanggapi. Hanya informasi yang menarik bagi kita yang ingin
didengar.
f.
Menilai
sumber
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan
informasi. Jika anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung
mengabaikannya.
g.
Sinyal
nonverbal yang tidak konsisten
Gerak-gerik kita ketika berkomuikasi tidak melihat
kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang
berkomunikasi dengan kita, memengaruhi proses komunikasi yang berlangsung.
h.
Gangguan
Gangguan ini dapat berupa suara yang bising pada saat
berkomunikasi, jarak yang jauh, dan sebagainya.
B.
Proses
Dan Hubungan Komunikasi Dalam Bimbingan dan Konseling Sosial
Proses komunikasi dapat
terjadi apabila terdapat interaksi dan terjadi penyampaian pesan untuk
mewujudkan motif komunikasi. Tahapan komunikasi terbagi ke dalam tujuh tahap,
yakni:
1.
Penginterpretasian
Penginterpretasian adalah langkah awal dalam proses
komunikasi, hal ini berlangsung di dalam diri komunikator. Hal yang
diinterpretasikan adalah motif komunikasi yang mendasari komunikator melakukan
proses komunikasi. Proses komunikasi yang pertama ini berlangsung sejak motif
komunikasi muncul hingga komunikator mampu menginterpretasiakan pikiran dan
perasaannya tersebut ke dalam sebuah pesan yang masih abstrak.
2.
Penyandian
Proses komunikasi yang selanjutnya adalah penyandian. Tahap
ini masih berlangsung di dalam diri komunikator. Pada proses komunikasi ini,
pesan abstrak yang diciptakan dalam tahap sebelumnya berhasil diwujudkan oleh
komunikator ke dalam lambang komunikasi melalui proses encoding.
3.
Pengiriman
Proses komunikasi pengiriman terjadi ketika komunikator
mengkomunikasikan pesannya kepada komunikan. Dalam tahap ini, komunikator
mengirim lambang komunikasi melalui transmitter (dapat berupa
apapun) sebagai alat pengirim pesan.
4.
Perjalanan
Tahapan dalam proses komunikasi ini terjadi antara
komunikator dan komunikan, tepatnya sejak pesan dikirim hingga pesan diterima
oleh komunikan.
5.
Penerimaan
Proses komunikasi ini terjadi ketika lambang komunikasi yang
dikirimkan oleh komunikatortelah diterima oleh komunikan. Penerimaan dalam
proses komunikasi diterima melalui receiver berupa peralatan
jasmaniah komunikan.
6.
Penyandian balik
Proses komunikasi penyandian balik terjadi dalam diri
komunikan, yakni sejak lambang komunikasi diterima melalui receiver hingga
pesan tersebut diolah dan diuraikan dalam diri komunikan (decoding).
7.
Penginterpretasian
Proses komunikasi penginterpretasian kembali terjadi dalam
diri komunikan. Proses komunikasi ini terjadi sejak lambang komunikasi berhasil
diuraikan dalam bentuk pesan hingga menimbulkan feedback.
C.
Komunikasi Dalam Pelayanan Bimbingan Konseling
Sosial
Dalam konseling ada yang namanya keterampilan-keterampilan
konseling. Sebab hal ini dianggap penting karena untuk terlaksananya suatu
komunikasi konseling yang dialogis dengan mengajak klien berpartisipasi secara
aktif, selian dari memahami karakter kalin, penguasan materi dan juga menguasai
keterampilan komunikasi sangat penting untuk jalannya komunikasi. Untuk itu
setelah ini kita akan membahas lebih rinci dan singkat apa itu keterampilan
konseling.
1.
Penghampiran
Penghampiran (attending)
merupakan keterampilan berkomunikasi melalui isyarat-isyarat verbal dan non
verbal sehingga dapat menarik perhatian kepada pembicara pada tahap awal. Untuk
itu penghampiran ini merupakan keterampilan dasar dalam setiap proses
komunikasi yang bersifat dialogis. Hal ini biasanya dilakukan dengan sapaan
yang biak dnegan nada yang baik, seperti : “assalamualaikum”, “selamat pagi” ,
dan lain sebagainya. Hal seperti itu dilakukan dnegan cara perkataan yang baik
dan sopan dengan bahasa tubuh yang baik seperti kontak mata, gerak badan dan
lain-lain.
Dengan
si klien akan merasa diterima dan merasa penting dan merasa dihargai berada di
dekat seorang konselor. Keterampilan ini dapat dikebangkan melalui berbagai
cara, seperti :
a.
Ungakapan
salam dan sapaan secara sopan
b.
Penampilan
diri dnegan postur fisik yang meyakinkan
c.
Gerakan
fisik yang disertai dnegan perhatian
d.
Pengakuan
e.
Memelihara
kontak mata
f.
Mengamati
dan meyimak dnegna penuh perhatian
2.
Empati
Empati adalah kesedian untuk memahami orang lain secara
keseluruhan baik yang tampak maupun yang terkadung khususnya dalam aspek perasaan,
pikiran, sdan keinginan. Karen adnegna berempati kita dapat berusaha
menempatkan diri kita sedekat mungkin dnegna orang lain. Dengan begitu kita
dapat merasakan apa yang dirasakan dan bahkan kita dapat merasa aklau
seandainya kita berada dalam situasi seperti tersebut.
Keterampilan
ini dapat dilakukan memberikan respon sebagai berikut:
a.
Sikap
menerima dan memahami ungkapan klien, sperti gerak mata, anggukan.
b.
Memberikan
perhatian yang mendalam terhadap ungkapan lain
c.
Pernyataan
yang mengambarkan ungkapa suasana perasaan. Jadi jika sedih.
3.
Merangkumkan
Sebagai wujud dari penerimaan kita terhadap ungkapan maka
keterampilan yang diperlukan adalah keterampilan merangkum karena dalam
berkomunikasi biasanya klien kaan menyampaikannya secara panjang lebar. Untuk
itu perlu kiranya kita sebgaai seorang konselor meramkumnya. Dan untuk dapat
merangkum maka seorang konselor harus menyimak baik-baik apa yang dikatakan
oleh kliennya dnegan baik kemudian membuat rangkuman. Dan untuk selanjutnya
adalah menyampaikan sebagai respon konselor terhadap klien. Dengan demikian
klien kana merasa diterima, dihargai, dan diakui dan pada gilirannya akan
menunjang proses konseling.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Hal ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a.
Memberikan
kesempatan kepada klien untuk menyampaikan ungkapan secara lengkap
b.
Menunjukkan
sikap pemberian perhatian dan menyimaknya dnegna penuh perhatian.
c.
Membuat
catatan-catatan seperlunya untuk merangkum pembicaraan
d.
Pada
akhirnya klien dapat menyampaikan ungkapan-ungkapan konselor memberikan respon
4.
Bertanya
Keterampilan bertanya merupakan ketemapilan yang penting dan
strategis dalam komunikasi konsleing sebab dapat menentukan kelancaran proses
konseling. Jika bertanya dilakukan dengan cara yang kurang tepat maka
komunikasi tidak akan berjalan dnegan cara yang efektif. Dan juga sebaliknya.
Pertanyaan yang baik dapat merangsang orang lain untuk lebih terbuka, keratif
dan berkeinginan untuk berbagi informasi dan pengalaman.
Keterampialn
bertanya dapat diekbangkan dnegan memperhatikan bebrapa hal sebgaai berikut:
a.
Perhatikan
suasan konseling dan kleinnya
b.
Kuasai
materi yang berkaitan dnegna pertanyaan
c.
Ajukan
pertanyaan dnegan cara yang jelas dan terarah
d.
Segera
berikan respon balikan terhadap jawaban balikan.
5.
Kejujuran
Konselor harus mampu menunjukkan kejujuran dari apa yang
diuangkap sehingga data meberikan pesan secara objektif. Untuk itu seorang
konselor harus mempu memberikan penyampaiaan secara terbuka tanpa manipulasi.
Dengan keterampialn ini konselor dapat menyatakan perasaannya mengenai perasaan
klien dengan cara sedemikian rupa sehingga klien dapat menerima tanpa ada rasa
tersinggung. Dan keterampialn ini dapat membantu untuk berbagi perasaan
terhadap apa yang dikatan atau dilakukan klien dan tetap menjaga hubungan
dnegna klien. Respon yang biasa diberikan oleh seorang konselor dengan jujur
adalah respon dnegan cara yang ikhlas dan jujur secara emosional dan secara
langsung dapat menyatakan perasaan sendiri.
Namun ada empat kondisi yang harus diperhatikan untuk
mengemabngkan keterampilan kejujuran, seperti :
a.
Ungkapan
perasaan yang sebenarnya
b.
Kejadian
tertentu yang membuat perasaan itu
c.
Alasan
mengapa berperasaan seperti itu
d.
Pengaruh
perasaan itu terhapad kegiatan selajutnya
6.
Asertif
Asertif adalah suatu tindakan dalam membrikan respon
terhadap tindakan orang lain dalam bentuk mempertahankan hak asasi sendiri yang
mendasar tanpa melanggar hak azasi orang lain yang mendasar pula. Dalam
berkomunikasi konsleing keterampilan ini sangat diperlukan dalam menerima
respon kembali dnegn acra sedemikian hingga klien merasa hak asasinya tidak
terganggu. Seperti menerima telepon dan lainnya.
Keterampilan ini dapat dikembangkan dengan cara yaitu
ungkapan non verbal dan verbal. Dengan cara non verbal dilakukan dengan kontak
mata yang baik, membagi waktu yang baik, penampilan yang tenag. Namun dnegna
cara yang verbal seperti; ungkapan perasaan dan kepercayaan secraa jujur, dan
menggunakan suara yang jelas dan meyenangkan.
7.
Konfrontasi
Keterampilan ini digunakan untuk memberikan respon terhadap
pesan seseorang yang mengadung pesan ganda yang tidak sesuai atau saling
bertentangan satu dnegan yang lainnya. Dengan keterampialn ini kita daopat
mengkonfontasikan dan merespon pesan ganda klien. Keterampilan ini merupakan
cara konselor untuk membetulakn titik perbedaan atau pertentangan dalam situasi
sebagai beriku ini :
a.
Perbedaan
atara apa yang diucapakan dengan apa yang dilakukan
b.
Perbedaan
antara apa yang dikatakan oleh seseorang dengan apa yang dilaporkan oleh orang
lain
c.
Perbedaan
atara apa yang dikatakan dengan apa yang nampak
Namun untuk penerapan keterampilan konfrontasi ini sebaiknya
memperhatikan hal-hal sebgaai berikut :
a.
Konselor
memiliki pemahaman yang tepat dan bersikap emapati dan jujur
b.
Harus
diperhitungkan agar klien mau menerima dan tidak menerima pertahanan dan
perlawanan,
c.
Harus
bersesuai dnegan situasi dan kondisi masalah
d.
Harus
singkat dan tepat sasaran
8.
Pemecahan masalah
Hal ini penting karena untuk membantu klien untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya. Dengan
demikian pihak konseloer harus mengemabngkan suatu mekanisme komunikasi yang
memebrikan kesempatan pada klein menyatakan pendapat dan sumbangan pemikiran,
menjabarkan, dan emmilih alternative. Ada tujuh tahapan yang harus dilalui
dalam pemecahan masalah, seperti :
a.
Menjajaki
masalah
b.
Memahami
masalah
c.
Membatasi
masalah
d.
Menjabarkan
alternatif
e.
Memilih
alternatif yang baik
f.
Menerapkan
alternatif
BAB
III
SIMPULAN
komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan melalui atau tanpa media yang menimbulkan akibat
tertentu. Kegiatan komunikasi pada prinsipnya adalah aktivitas pertukaran ide
atau gagasan secara sederhana. Dengan demikian, kegiatan komunikasi dapat
dipahami sebagai kegiatan penyampaian ide atau pesan arti dari suatu pihak ke
pihak lain dengan tujuan menghasilakn ksepakatan bersama terhadap ide atau
pesan yang disampaikan tersebut.
Pada umumnya komunikasi dilakukan dengan menggunakan bahasa
Lisan atau kata yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada
bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, maka komunikasi masih dapat
dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu,
misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara tersebut biasa
disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal atau bahasa isyarat. Melalui
komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami
oleh orang lain. Akan tetapi, komunikasi itu dapat efektif apabila pesan yang
disampaikan ditafsirkan sama oleh pihak penerima pesan tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
A.
Sumber
Buku
Ilaihi,
Wahyu. 2010. Komunikasi Dakwah.
Bandung: Remaja Rasdakarya
Liliweri,
Allo. 1994. Komunikasi Antar Pribadi.
Bandung: Citra Aditya Bakti
Mulyana,
Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi.
Bandung: Remaja Rosda Karya
Rakhmat,
Jalaludin. 1994. Psikologi Komunikasi. Bandung:
Remaja Rosda Karya
Sendjaja.
1994. Teori-teori Komunikasi.
Jakarta: Univeritas Terbuka.
Surya,
Moh. 2003. Psikologi konseling.
Bandung: Pustaka bani Quraisy.
Wiryanto.
2005. Pengantar Ilmu Komunikasi.
Jakarta: Grasindo
B.
Sumber
Lainnya
UNTUK VIDEO POWERPOINT SELENGKAPNYA BISA DI CEK
JANGAN LUPA UNTUK SUBSCRIBE :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar