Kamis, 05 Oktober 2017

MAKALAH KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN KONSELING



TUGAS BIMBINGAN DAN KONSELING SOSIAL
KOMUNIKASI SOSIAL

DOSEN PENGAMPU
Nurmawati, M.Pd

DISUSUN OLEH
Irtifa Alfi Badriana (1501015062)
Hizkia Prima Bona P (1601015107)
Niken Dwi Cahyani (1501015086)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
                                                     TAHUN AJARAN 2016/2017


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, baik yang berupa saran, kritik, bimbingan maupun bantuan lainnya. Penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman yang telah membantu dalam mengerjakan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi serta bimbingannya.
Demikian penulisan makalah ini, penulis menyadari banyak keterbatasan dan kekurangan ada di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi peningkatan wawasan kami dalam memberikan penulisan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini  bermanfaat pada semua pihak.


Jakarta, 17 September 2017
Penyusun







DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang...................................................................................................................
B.     Rumusan Masalah..............................................................................................................
C.     Tujuan Penulisan................................................................................................................
BAB II PEBAHASAN
A.    Konsep Dasar Komunikasi................................................................................................
1.      Pengertian Komunikasi.................................................................................................
2.      Komponen Komunikasi................................................................................................
3.      Ragam Tingkatan Komunikasi......................................................................................
4.      Jenis-Jenis Komunikasi.................................................................................................
5.      Fungsi Komunikasi.......................................................................................................
6.      Tujuan Komunikasi.......................................................................................................
7.      Hambatan Dalam Komunikasi......................................................................................
B.     Proses Dan Hubungan Komunikasi Dalam Bimbingan Dan Konseling Sosial..................
C.     Komunikasi Dalam Pelayanan Bimbingan Konseling Sosial.............................................
BAB III SIMPULAN.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Dalam kehidupannya, manusia senantiasa terlibat dalam aktivitas komunikasi. Manusia mungkin akan mati, atau setidaknya sengsara manakala dikucilkan sama sekali sehingga ia tidak bisa melakukan komunikasi dengan dunia sekelilingnya. Oleh sebab itu komunikasi merupakan tindakan manusia yang lahir dengan penuh kesadaran, bahkan secara aktif manusia sengaja melahirkannya karena ada maksud atau tujuan tertentu.
Memang apabila manusia dibandingkan dengan mahluk hidup lainnya seperti hewan, ia tidak akan hidup sendiri. Seekor anak ayam, walaupun tanpa induk, mampu mencari makan sendiri. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Manusia tidak dikaruniai Tuhan dengan alat-alat fisik yang cukup untuk hidup sendiri.
Dapat dikatakan bahwa di dalam kehidupan komunikasi adalah persyaratan yang utama dalam kehidupan manusia. Tidak ada manusia yang melepaskan hidupnya untuk berkomuikasi antar sesama. Dengan seperti itu, komunikasi sosial sangat penting dalam kehidupan manusia pada umumnya untuk membantunya berinteraksi dengan sesama, karena manusia tercipta sebagai mahluk sosial.
Karena sifat manusia yang selalu berubah-ubah hingga kini belum dapat diselidiki dan dianalisis secara tuntas hubungan antara unsur-unsur di dalam masyarakat secara lebih mendalam dan terorganisir
B.       Rumusan Masalah
1.        Apa yang dimaksud dengan komunikasi?
2.        Apa saja komponen dari komunikasi?
3.        Ada berapa tingkatan dalam komunikasi?
4.        Apa saja jenis-jenis komunikasi?
5.        Apa fungsi daro komunikasi?
6.        Apa tujuan dari komunikasi?
7.        Apa hambatan dalam komunikasi?
8.        Bagaimana proses dan hubungan komunikasi dalam bimbingan dan konseling sosial?
9.        Bagaimana komunikasi dalam pelayanan bimbingan konseling sosial?
C.      Tujuan Penulisan
1.        Agar mengetahui pengertian dari komunikasi
2.        Agar mengetahui komponen dari komunikasi
3.        Agar mengetahui tingkatan dalam komunikasi
4.        Agar mengetahui jenis-jenis komunikasi
5.        Agar mengetahui fungsi dari komunikasi
6.        Agar mengetahui tujuan dari komunikasi
7.        Agar mengetahui hambatan dalam komunikasi
8.        Agar mengetahui proses dan hubungan komunikasi dalam bimbingan dan konseling sosial
9.        Agar mengetahu komunikasi dalam pelayanan bimbingan konseling sosial




BAB II
PEMBAHASAN
A.      Konsep Dasar Komunikasi
1.        Pengertian Komunkasi
Istilah komunikasi atau dalam Bahasa Inggris, communication berasal dari bagasa Latin, communicate, yang bersumber dari communs yang berarti “sama”. Sama di sini dalam pengertian “sama makna”. Komunikasi minimal harus mengandung “kesamaan makna” antara kedua belah piak yang terlibat. Dikatakan “minimal” karena kegiatan komunikasi tidak bersifat “informatif”, yaitu agar orang mengerti dan mengetahui, tetapi juga “persuasif”, yaitu agar orang bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan, dan lain-lain.
Secara sederhana, komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui atau tanpa media yang menimbulkan akibat tertentu. Kegiatan komunikasi pada prinsipnya adalah aktivitas pertukaran ide atau gagasan secara sederhana. Dengan demikian, kegiatan komunikasi dapat dipahami sebagai kegiatan penyampaian ide atau pesan arti dari suatu pihak ke pihak lain dengan tujuan menghasilakn ksepakatan bersama terhadap ide atau pesan yang disampaikan tersebut.
Pengertian komunikasi menurut beberapa ahli, yaitu sebagai berikut.
a.         Thomas M. Scheihwadel mengemukakan bahwa komunikasi ditujukan untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, memangun kontak social dengan orang sekitar, dan mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, dan berperilaku seperti yang kita inginkan.
b.        Everett M. Rogers mengatakan bahwa Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
c.         Rogers & D. Lawrence Kincaid mengatakan bahwa Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yg pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yg mendalam.
d.        Shannon & Weaver mengatakan bahwa Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yg saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.
e.         Harorl D. Lasswell mengatakan bahwa Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yg menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa.
f.         Raymond S. Ross mengatakan bahwa Komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yg serupa dengan yg dimaksudkan komunikator.
g.        Prof. Dr. Alo Liliweri mengatakan bahwa Komunikasi adalah pengalihan suatu pesan dari satu sumber kepada penerima agar dapat dipahami.
h.        Bernard Berelson & Gary A. Steiner mengatakan bahwa Komunikasi adalah Transmisi informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol -kata-kata, gambar, figur, grafik dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yg disebut dengan komunikasi.
i.          John R. Wenburg dan William W Wilmot mengatakan bahwa Komunikasi adalah suatu usaha untuk memperoleh makna.
2.        Komponen Komunikasi
Wahyu (2010) menegaskan sejumlah komponen penting atau unsur yang merupakan prasyarat terjadinya sebuah komunikasi. Dalam “Bahasa komunikasi”, komponen-komponen tersebut meliputi:
a.         SourceSource atau sumber merupakan bahan dasar dalam penyampaian pesan untuk memperkuat pesan itu sendiri. Salah satu contoh komunikasi adalah orang, lembaga, buku dan masih banyak yang lainnya.
b.        Komunikator: komunikator adalah pelaku yang menyampaikan pesan bisa beruapa seseorang yang sedang menulis atau berbicara, bisa juga berupa kelompok orang atau juga organisasi komunikasi seperti film, radio, surat kabar, televisi dan lain sebagainya.
c.         Komunikan: komunikan merupakan penerima pesan dalam komunikasi yang bisa berupa seseorang, kelompok ataupun massa.
d.        Pesan: pesan merupakan keseluruhan yang disampaikan oleh seorang komunikator. Pesan memiliki tema utama sebagai pengarah dalam usaha untuk mengubah sikap serta tingkah laku orang lain.
e.         Saluran: Saluran adalah media yang digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan pesan. Saluran komunikasi terbagi menjadi beberapa bagian, yaklni saluran formal atau resmu dan saluran informal atau tidak resmi.
f.         Effect : Effek adalah hasil akhir dari suatu komunikasi yang terjadi.
3.        Ragam Tingkatan Komunikasi
Secara umum, ragam tingkatan komunikasi adalah sebagai berikut.
a.         Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication), yaitu komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang berupa proses pengolahan infomasi melalui pancaindra dan system saraf manusia.
b.        Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication), yaitu kegiatan kmunikasi yang dilakukan seseorang dengan lain dengan corak komunikasi yang lebih bersifat pribadi. Dalam komunikasi ini, jumlah perilaku yang terlibat pada dasarnya dapat lebih dari dua orang selama pesan atau informasi yang disampaikan bersifat pribadi.
c.         Komunikasi kelompok (group communication), yaitu komunikasi yang berlangsung antaranggota atau suatu kelompok. Michael Burgoon dan Michael Ruffner memberi batasan komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu untuk memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki, seperti berbagi informasil, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat.
d.        Komunikasi organisasi (organization communication), yaitu pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal ataupun informal dari suatu organisasi.
e.         Komunikasi massa (mass communication), yaitu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah audiensi yang tersebar, heterogen, dan anonym melalui media massa cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.
Mulyana menambahkan konteks komunikasi publik, yaitu komunikasi antara seorang pembicara dan sejumlah besar orang (khalayak) yang tidak bisa dikenali satu per satu. Komunikasi ini disebut pidato, ceramah atau kuliah (umum). Beberapa pakar komunikasi menggunakan istilah komunikasi kelompok besar (large group communication)


4.        Jenis-Jenis Komunikasi
a.         Komunikasi verbal (verbal communication) adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral). Komunikasi verbal menempati porsi besar karena kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang non verbal. Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maun pembaca) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan. Contoh dari komunikasi verbal yaitu, komunikasi melalui lisan dapat dilakukan dengan menggunakan media, seseorang yang bercakap-cakap melalui telepon. Sedangkan komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan secara tidak langsung antara komunikator dengan komunikan. Proses penyampaian informasi dilakukan dengan menggunakan berupa media surat, lukisan, gambar, grafik dan lain-lain.
b.        Komunikasi non verbal (non-verbal communicarion) menempati porsi penting. Banyak komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan komunikasi non verbal dengan baik dalam waktu bersamaan. Melalui komunikasi non verbal, orang bisa mengambil suatu kesimpulan mengenai suatu kesimpulan tentang berbagai macam persaan orang, baik rasa senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam perasaan lainnya. Kaitannya dengan dunia bisnis, komunikasi non verbal bisa membantu komunikator untuk lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus memahami reaksi komunikan saat menerima pesan. Bentuk komunikasi non verbal sendiri di antaranya adalah, bahasa isyarat, ekspresi wajah, sandi, syimbol-simbol, pakaian seragam, warna dan intonasi suara.
5.        Fungsi Komunikasi
Adapun fungsi komunikasi menurut para ahli diantaranya yaitu:
a.         Thomas M. Scheidel – Menurutnya manusia itu pada umumnya berkomunikasi untuk saling menyatakan dan mendukung identitas diri mereka dan untuk membangun interaksi sosial dengan orang-orang yang disekelilingnya serta untuk mempengaruhi orang lain agar berpikir, merasa, ataupun bertingkah seperti apa yang kita harapkan.
b.        Rudolf F. Verderber – Menurutnya, komunikasi memiliki 2 fungsi yakni fungsi sosial dan fungsi pengambilan keputusan. Fungsi sosial bertujuan untuk kesenangan, menunjukan ikatan, membangun dan memelihara hubungan dengan orang lain. Sedangkan fungsi pengambilan keputusan ialah memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan terhadap sesuatu pada saat-saat tertentu.
c.         Judy C. Pearson & Paul E. Nelson – Mengungkapkan bahwa komunikasi memiliki fungsi untuk kelangsungan hidup diri sendiri dan kelangsungan hidup bermasyarakat. Untuk kelangsungan hidup diri sendiri misalnya: dalam meningkatkan kesadaran pribadi, keselamatan jiwa, menampilkan diri sendiri kepada orang lain juga menggapai ambisi diri. Fungsi untuk kelangsungan hidup bermasyarakat yakni untuk memperbaiki hubungan sosial masyarakat dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat.
d.        Gordon I. Zimmerman – Beliau menjelaskan bahwa komunikasi itu berguna dalam menyelesaikan setiap tugas penting bagi kebutuhan kita, juga untuk memberi sandang pangan kepada diri sendiri dan memuaskan kepenasaran kita kepada lingkungan, serta untuk menikmati hidup. Selain itu, hal terpenting dari komunikasi ialah untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain disekitar kita.
e.         Effendi – Menurutnya, ada empat fungsi utama komunikasi yaitu:
1)        to inform (menginformasikan). Yakni memberikan informasi kepada orang lain tentang suau peristiwa, masalah, pendapat, pikiran, segala tingkah laku orang lain dan apa yang disampaikan orang lain.
2)        to aducate (mendidik). Yakni sebagai sarana pendidikan. Karena melalui komunikasi, manusia dalam suatu lingkungan masayarakat dapat menyampaikan segala bentuk pengetahuan, ide, gagasan kepada orang lain sehingga orang lain dapat menerima segala bentuk informasi yang kita berikan.
3)        to entertain (menghibur). Komunikasi juga berfungsi untuk menghibur orang lain dan menyenangkan hati orang lain.
4)        to influence (mempengaruhi). Selain sebagai sarana untuk menyampaikan pendidikan, informasi dan sebagai sarana dalam menghibur orang lain, komunikasi juga berfungsi untuk memberikan pengaruh kepada orang lain. Saling mempengaruhi segala bentuk sikap dan perilaku orang lain agar mengikuti apa yang diharapkan.
Fungsi lainnya dari komunikasi ialah sebagai berikut:
a.         Untuk menambah wawasan dan pengetahuan;
b.        Untuk mengungkapkan keadaan dan beban yang dirasakan agar kita mendapatkan keseimbangan hidup dan kelapangan hati;
c.         Sebagai modal dalam berinteraksi dengan lingkungan disekitar;
d.        Untuk meminta pertolongan dan bantuan kepada orang lain;
e.         Untuk membujuk orang lain agar mengikuti apa yang diharapkan dan memberikan pengarahan atau mengarahkan orang lain kepada perilaku dan sikap yang harus diikuti.
6.        Tujuan komunikasi
a.         Supaya yang kita sampaikan dapat mengerti, sebagai komunikator kita harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengakui apa yang kita maksud.
b.        Memahami orang lain. Kita sebagai komunikator harus mengerti benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkan kemauannya.
c.         Supaya gagasan dapat diterima orang lain. Kita berusaha agar gagasan kita dapat diterima orang lain dengan pendekatan persuasive bukan memaksakan kehendak.
d.        Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakan sesuatu itu dapat bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan. Kegiatan dimaksud di sini adalah kegiatan yang lebih banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara baik untuk melakukan.
7.        Hambatan dalam Komunikasi
Ada beberapa hambatan terhadapat komunikasi yang efektif, yaitu, sebagai berikut.
a.         Bahasa
Misalnya saja, A yang berasal dari Sunda sedang berpergian ke Jogjakarta, dan diundang makan malam di rumah koleganya. Saat makan malam tuan rumah menghidangkan beberapa menu makanan dan menyebutkan satu persatu menunya. Tuan rumah mengatakan “Ini Jangan asem”, “Ini Jangan lodeh” dan beberapa “Jangan”, menu terakhir tuan rumah mengatakan “Ini tahu dan tempe”. Alhasil  A yang berasal dari Sunda itu pun hanya makan nasi dengan tempe dan tahu.Faktanya adalah kata “Jangan” dalam Bahasa Jawa berarti “Sayur” dalam Bahasa Indonesia. Karena adanya hambatan bahasa tersebut, A yang berasal dari Sunda itu memaknai kata “jangan” tersebut dengan “jangan dimakan”.  Artinya komunikasi antara tuan rumah dan A tidak efektif karena maksud komunikasi tuan rumah dimaknai secara berbeda oleh A.
b.        Lingkungan
Berkomunikasi di lingkungan yang kurang mendukung untuk berkomunikasi dengan baik seperti dekat dengan mesin yang mengeluarkan bunyi bising akan dapat mengganggu proses komunikasi. Kata-kata yang diucapkan oleh pengirim bisa saja tidak diterima secara sempurna, dan pada akhirnya dapat menimbulkan salah memaknai pesan yang dimaksudkan oleh si pengirim.
c.         Fisik
Keterbatasan fisik dari si pengirim maupun si penerima dapat menjadi hambatan untuk berkomunikasi secara efektif. Misalnya jika pengirim pesan memiliki keterbatasan fisik untuk berbicara seperti bisu atau sebaliknya penerima pesan memilki keterbatasan fisik untuk mendengar seperti tuli maka hal ini berpotensi menjadi hambatan untuk komunikasi yang efektif.
d.        Psikologi
Faktor psikologis dapat menjadi hambatan untuk terciptanya komunikasi yang efektif. Jika si pengirim dan/atau penerima berada dalam keadaan psikologis yang kurang memungkinkan untuk berkomunikasi secara sehat, misalnya dalam keadaan marah, maka hal ini berpotensi menjadi hambatan untuk komunikasi yang efektif
e.         Mendengar
Biasanya kita mendengar apa ang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi yang ada disekliling kita, tetapi tidak semua yang kita dengar dan tanggapi. Hanya informasi yang menarik bagi kita yang ingin didengar.
f.         Menilai sumber
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.
g.        Sinyal nonverbal yang tidak konsisten
Gerak-gerik kita ketika berkomuikasi tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita, memengaruhi proses komunikasi yang berlangsung.
h.        Gangguan
Gangguan ini dapat berupa suara yang bising pada saat berkomunikasi, jarak yang jauh, dan sebagainya.

B.       Proses Dan Hubungan Komunikasi Dalam Bimbingan dan Konseling Sosial
Proses komunikasi dapat terjadi apabila terdapat interaksi dan terjadi penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi. Tahapan komunikasi terbagi ke dalam tujuh tahap, yakni:
1.        Penginterpretasian
Penginterpretasian adalah langkah awal dalam proses komunikasi, hal ini berlangsung di dalam diri komunikator. Hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi yang mendasari komunikator melakukan proses komunikasi. Proses komunikasi yang pertama ini berlangsung sejak motif komunikasi muncul hingga komunikator mampu menginterpretasiakan pikiran dan perasaannya tersebut ke dalam sebuah pesan yang masih abstrak.
2.        Penyandian
Proses komunikasi yang selanjutnya adalah penyandian. Tahap ini masih berlangsung di dalam diri komunikator. Pada proses komunikasi ini, pesan abstrak yang diciptakan dalam tahap sebelumnya berhasil diwujudkan oleh komunikator ke dalam lambang komunikasi melalui proses encoding.
3.        Pengiriman
Proses komunikasi pengiriman terjadi ketika komunikator mengkomunikasikan pesannya kepada komunikan. Dalam tahap ini, komunikator mengirim lambang komunikasi melalui transmitter (dapat berupa apapun) sebagai alat pengirim pesan.
4.        Perjalanan
Tahapan dalam proses komunikasi ini terjadi antara komunikator dan komunikan, tepatnya sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.
5.        Penerimaan
Proses komunikasi ini terjadi ketika lambang komunikasi yang dikirimkan oleh komunikatortelah diterima oleh komunikan. Penerimaan dalam proses komunikasi diterima melalui receiver berupa peralatan jasmaniah komunikan.


6.        Penyandian balik
Proses komunikasi penyandian balik terjadi dalam diri komunikan, yakni sejak lambang komunikasi diterima melalui receiver hingga pesan tersebut diolah dan diuraikan dalam diri komunikan (decoding).
7.        Penginterpretasian
Proses komunikasi penginterpretasian kembali terjadi dalam diri komunikan. Proses komunikasi ini terjadi sejak lambang komunikasi berhasil diuraikan dalam bentuk pesan hingga menimbulkan feedback.
C.       Komunikasi Dalam Pelayanan Bimbingan Konseling Sosial
Dalam konseling ada yang namanya keterampilan-keterampilan konseling. Sebab hal ini dianggap penting karena untuk terlaksananya suatu komunikasi konseling yang dialogis dengan mengajak klien berpartisipasi secara aktif, selian dari memahami karakter kalin, penguasan materi dan juga menguasai keterampilan komunikasi sangat penting untuk jalannya komunikasi. Untuk itu setelah ini kita akan membahas lebih rinci dan singkat apa itu keterampilan konseling. 
1.        Penghampiran 
Penghampiran (attending) merupakan keterampilan berkomunikasi melalui isyarat-isyarat verbal dan non verbal sehingga dapat menarik perhatian kepada pembicara pada tahap awal. Untuk itu penghampiran ini merupakan keterampilan dasar dalam setiap proses komunikasi yang bersifat dialogis. Hal ini biasanya dilakukan dengan sapaan yang biak dnegan nada yang baik, seperti : “assalamualaikum”, “selamat pagi” , dan lain sebagainya. Hal seperti itu dilakukan dnegan cara perkataan yang baik dan sopan dengan bahasa tubuh yang baik seperti kontak mata, gerak badan dan lain-lain. 
Dengan si klien akan merasa diterima dan merasa penting dan merasa dihargai berada di dekat seorang konselor. Keterampilan ini dapat dikebangkan melalui berbagai cara, seperti :
a.         Ungakapan salam dan sapaan secara sopan
b.        Penampilan diri dnegan postur fisik yang meyakinkan
c.         Gerakan fisik yang disertai dnegan perhatian
d.        Pengakuan 
e.         Memelihara kontak mata
f.         Mengamati dan meyimak dnegna penuh perhatian
2.        Empati 
Empati adalah kesedian untuk memahami orang lain secara keseluruhan baik yang tampak maupun yang terkadung khususnya dalam aspek perasaan, pikiran, sdan keinginan. Karen adnegna berempati kita dapat berusaha menempatkan diri kita sedekat mungkin dnegna orang lain. Dengan begitu kita dapat merasakan apa yang dirasakan dan bahkan kita dapat merasa aklau seandainya kita berada dalam situasi seperti tersebut. 
Keterampilan ini dapat dilakukan memberikan respon sebagai berikut:
a.         Sikap menerima dan memahami ungkapan klien, sperti gerak mata, anggukan.
b.        Memberikan perhatian yang mendalam terhadap ungkapan lain
c.         Pernyataan yang mengambarkan ungkapa suasana perasaan. Jadi jika sedih.
3.        Merangkumkan 
Sebagai wujud dari penerimaan kita terhadap ungkapan maka keterampilan yang diperlukan adalah keterampilan merangkum karena dalam berkomunikasi biasanya klien kaan menyampaikannya secara panjang lebar. Untuk itu perlu kiranya kita sebgaai seorang konselor meramkumnya. Dan untuk dapat merangkum maka seorang konselor harus menyimak baik-baik apa yang dikatakan oleh kliennya dnegan baik kemudian membuat rangkuman. Dan untuk selanjutnya adalah menyampaikan sebagai respon konselor terhadap klien. Dengan demikian klien kana merasa diterima, dihargai, dan diakui dan pada gilirannya akan menunjang proses konseling.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a.         Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyampaikan ungkapan secara lengkap
b.        Menunjukkan sikap pemberian perhatian dan menyimaknya dnegna penuh perhatian. 
c.         Membuat catatan-catatan seperlunya untuk merangkum pembicaraan
d.        Pada akhirnya klien dapat menyampaikan ungkapan-ungkapan konselor memberikan respon 
4.        Bertanya
Keterampilan bertanya merupakan ketemapilan yang penting dan strategis dalam komunikasi konsleing sebab dapat menentukan kelancaran proses konseling. Jika bertanya dilakukan dengan cara yang kurang tepat maka komunikasi tidak akan berjalan dnegan cara yang efektif. Dan juga sebaliknya. Pertanyaan yang baik dapat merangsang orang lain untuk lebih terbuka, keratif dan berkeinginan untuk berbagi informasi dan pengalaman. 
Keterampialn bertanya dapat diekbangkan dnegan memperhatikan bebrapa hal sebgaai berikut:
a.         Perhatikan suasan konseling dan kleinnya
b.        Kuasai materi yang berkaitan dnegna pertanyaan
c.         Ajukan pertanyaan dnegan cara yang jelas dan terarah
d.        Segera berikan respon balikan terhadap jawaban balikan. 
5.        Kejujuran
Konselor harus mampu menunjukkan kejujuran dari apa yang diuangkap sehingga data meberikan pesan secara objektif. Untuk itu seorang konselor harus mempu memberikan penyampaiaan secara terbuka tanpa manipulasi. Dengan keterampialn ini konselor dapat menyatakan perasaannya mengenai perasaan klien dengan cara sedemikian rupa sehingga klien dapat menerima tanpa ada rasa tersinggung. Dan keterampialn ini dapat membantu untuk berbagi perasaan terhadap apa yang dikatan atau dilakukan klien dan tetap menjaga hubungan dnegna klien. Respon yang biasa diberikan oleh seorang konselor dengan jujur adalah respon dnegan cara yang ikhlas dan jujur secara emosional dan secara langsung dapat menyatakan perasaan sendiri. 
Namun ada empat kondisi yang harus diperhatikan untuk mengemabngkan keterampilan kejujuran, seperti :
a.         Ungkapan perasaan yang sebenarnya
b.        Kejadian tertentu yang membuat perasaan itu
c.         Alasan mengapa berperasaan seperti itu
d.        Pengaruh perasaan itu terhapad kegiatan selajutnya
6.        Asertif 
Asertif adalah suatu tindakan dalam membrikan respon terhadap tindakan orang lain dalam bentuk mempertahankan hak asasi sendiri yang mendasar tanpa melanggar hak azasi orang lain yang mendasar pula. Dalam berkomunikasi konsleing keterampilan ini sangat diperlukan dalam menerima respon kembali dnegn acra sedemikian hingga klien merasa hak asasinya tidak terganggu. Seperti menerima telepon dan lainnya. 
Keterampilan ini dapat dikembangkan dengan cara yaitu ungkapan non verbal dan verbal. Dengan cara non verbal dilakukan dengan kontak mata yang baik, membagi waktu yang baik, penampilan yang tenag. Namun dnegna cara yang verbal seperti; ungkapan perasaan dan kepercayaan secraa jujur, dan menggunakan suara yang jelas dan meyenangkan. 


7.        Konfrontasi 
Keterampilan ini digunakan untuk memberikan respon terhadap pesan seseorang yang mengadung pesan ganda yang tidak sesuai atau saling bertentangan satu dnegan yang lainnya. Dengan keterampialn ini kita daopat mengkonfontasikan dan merespon pesan ganda klien. Keterampilan ini merupakan cara konselor untuk membetulakn titik perbedaan atau pertentangan dalam situasi sebagai beriku ini :
a.         Perbedaan atara apa yang diucapakan dengan apa yang dilakukan
b.        Perbedaan antara apa yang dikatakan oleh seseorang dengan apa yang dilaporkan oleh orang lain
c.         Perbedaan atara apa yang dikatakan dengan apa yang nampak
Namun untuk penerapan keterampilan konfrontasi ini sebaiknya memperhatikan hal-hal sebgaai berikut :
a.         Konselor memiliki pemahaman yang tepat dan bersikap emapati dan jujur
b.        Harus diperhitungkan agar klien mau menerima dan tidak menerima pertahanan dan perlawanan,
c.         Harus bersesuai dnegan situasi dan kondisi masalah
d.        Harus singkat dan tepat sasaran
8.        Pemecahan masalah
Hal ini penting karena untuk membantu klien untuk memecahkan masalah-masalah yang  dihadapinya. Dengan demikian pihak konseloer harus mengemabngkan suatu mekanisme komunikasi yang memebrikan kesempatan pada klein menyatakan pendapat dan sumbangan pemikiran, menjabarkan, dan emmilih alternative. Ada tujuh tahapan yang harus dilalui dalam pemecahan masalah, seperti :
a.         Menjajaki masalah
b.        Memahami masalah
c.         Membatasi masalah
d.        Menjabarkan alternatif
e.         Memilih alternatif yang baik
f.         Menerapkan alternatif


BAB III
SIMPULAN

komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui atau tanpa media yang menimbulkan akibat tertentu. Kegiatan komunikasi pada prinsipnya adalah aktivitas pertukaran ide atau gagasan secara sederhana. Dengan demikian, kegiatan komunikasi dapat dipahami sebagai kegiatan penyampaian ide atau pesan arti dari suatu pihak ke pihak lain dengan tujuan menghasilakn ksepakatan bersama terhadap ide atau pesan yang disampaikan tersebut.
Pada umumnya komunikasi dilakukan dengan menggunakan bahasa Lisan atau kata yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, maka komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara tersebut biasa disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal atau bahasa isyarat. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh orang lain. Akan tetapi, komunikasi itu dapat efektif apabila pesan yang disampaikan ditafsirkan sama oleh pihak penerima pesan tersebut.


DAFTAR PUSTAKA
A.      Sumber Buku
Ilaihi, Wahyu. 2010. Komunikasi Dakwah. Bandung: Remaja Rasdakarya
Liliweri, Allo. 1994. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: Citra Aditya Bakti
Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya
Rakhmat, Jalaludin. 1994. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya
Sendjaja. 1994. Teori-teori Komunikasi. Jakarta: Univeritas Terbuka.
Surya, Moh. 2003. Psikologi konseling. Bandung: Pustaka bani Quraisy.
Wiryanto. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo
B.       Sumber Lainnya


UNTUK VIDEO POWERPOINT SELENGKAPNYA BISA DI CEK


JANGAN LUPA UNTUK SUBSCRIBE :)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar